MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI PT TELKOM”
Disusun oleh :
Ahya Dwiyana Putri (10215379)
KELAS 1EA18
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
Mata Kuliah: Ilmu Budaya Dasar
Dosen: Bapak Awan Jeminy Putra
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan, karena tanpa ridho-Nya makalah ini tidak dapat terlaksana. Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Keberhasilan dalam menyusun makalah
ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak yang ikut mendorong saya
untuk membuat isi makalah ini. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Awan Jeminy Putra selaku dosen yang
telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini sehingga saya
dapat berlatih membuat suatu makalah yang baik serta terima kasih untuk
teman-teman yang turut mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat
memberikan masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan saya sendiri sebagai mahasiswa pada
khususnya.Mungkin dalam
pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui. Maka dari itu
saya mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.
Depok,
22 Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...............................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 Budaya Organisasi PT TELKOM................................................ 3
2.2 Karakteristik Budaya Organisasi PT
TELKOM........................... 3
2.3 Tantangan Budaya Organisasi PT TELKOM............................... 4
2.4 Perubahan Budaya Organisasi di PT TELKOM........................... 5
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................7
3.2 Saran..............................................................................................7
Daftar
Pustaka.................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Globalisasi
ekonomi dan kedatangan era perubahan dalam menghadapi perdagangan bebas
merupakan tantangan serius bagi para eksekutif dalam mengelola organisasi.
Dalam menghadapi perubahan, harus diperlukan kehati-hatian untuk dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan sekaligus menjaga kelangsungan
organisasi agar mampu bertahan hidup. Dalam era keterbukaan, batas-batas
goegrafis bukanlah merupakan hambatan bagi kemungkinan persaingan yang timbul. Oleh karena itu, diharapkan
perusahaan yang ada di dalam negeri dapat mempersiapkan diri untuk membina
organisasinya, terutama sumber daya manusia dan sistem, untuk mampu menghadapi
kedatangan pesaingnya, baik dalam industri yang sejenis maupun industri lain.
Dalam interaksi
organisasi (sebagai sistem terbuka) dengan lingkungannya/eksternal, organisasi
menghadapi berbagai persoalan terutama jika lingkungannya tidak stabil dan
terus berkembang. Terhadap lingkungan yang berubah-ubah ini, organisasi perlu
menyesuaikan diri dengan menjawab/mengatasi masalah-masalahnya. Disamping itu,
pada saat yang sama organisasi juga menghadapi masalah-masalah internal, yang
mengharuskan organisasi mengatasinya sehingga tetap terjadi suatu keterpaduan
dalam fungsi organisasi. Mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal
tersebut, organisasi perlu membentuk suatu budaya organisasi yang kuat dan
sehat, bila ingin mempertahankan diri, bahkan jika ingin terus tumbuh. Sejak
berdirinya organisasi, secara sadar atau tidak, pendiri meletakkan dasar bagi
budaya organisasi yang didirikan. Pertumbuhan organisasi, sebagai hasil
interaksi organisasi dengan lingkungannya juga dalam mengusahakan pengembangan
organisasinya, secara sadar nilai-nilai pokok tertentu perlu mengalami
perubahan. Budaya organisasi perlu juga menyesuaikan diri terhadap pertumbuhan
organisasi. Budaya yang kuat mendasari aspek kunci pelaksaan fungsi
organisasi dalam hal efisiensi, inovasi, kualitas serta mendukung reaksi yang
tepat untuk membiasakan mereka terhadap kejadian-kejadian, karena etos yang
berlaku mengakomodasikan ketahanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana budaya
organisasi PT TELKOM ?
2. Bagaimana karakteristik budaya organisasi PT
TELKOM ?
3. Apa tantangan yang dihadapi budaya organisasi
PT TELKOM ?
4. Bagaimana perubahan
budaya organisasi di PT TELKOM ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui budaya
organisasi PT TELKOM.
2. Untuk
mengetahui karakteristik
budaya organisasi PT TELKOM.
3. Untuk mengetahui tantangan
yang dihadapi budaya organisasi PT TELKOM ?
4. Untuk mengetahui perubahan budaya organisasi di PT TELKOM.
5. Untuk memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Budaya Organisasi PT TELKOM
PT TELKOM sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang menyelenggarakan
adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi Indonesia ( PT.
TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari perusaahaan tersebut yang mempunyai
bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No.52 tahun 1884.
Pada tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No.240 bahwa Perusahaan Negara
dilebur menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam
pasal 2 I.B. Pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan
Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN.
Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965.
Kemudian berdasarkan PP No. 15 tahun 1991, maka Perum dialihkan menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero).
Adapun
visi, misi, dan berbagai produk PT TELKOM sebagai bagian dari budaya organisasi
atau perusahaaan, adalah sebagai berikut :
Ø Visi
PT TELKOM
“ Menjadi perusahaan Info Comm terkemuka di regional “
Ø Misi
PT TELKOM
· Menyediakan layanan InfoComm terpadu
dan lengkap dengan kualitas terbaik dan harga kompetitif.
· Menjadi model pengelolaan korporasi
terbaik di Indonesia.
Ø Produk PT TELKOM
Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi TELKOM :
·
Telepon
1. Telepon tetap
(PSTN), layanan telepon tetap yang hingga kini masih menjadi monopoli TELKOM di
Indonesia.
2.
Telkom
Flexi, layanan telepon fixed wireless CDMA.
·
Data/Internet
1. TELKOMNet
Instan, layanan akses internet dial up.
2. TELKOMNet
Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan fokus perusahaan.
4. e-Business
(i-deal, i-manage, i-Settle, i-Xchange, TELKOMWeb Kiostron, TELKOMWeb Plazatron).
5. Solusi
Enterprise- INFONET.
6.
TELKOMLink DINAccess.
2.2 Karakteristik Budaya Organisasi PT
TELKOM
PT
TELKOM Tbk menggunakan The Telkom Way 135
sebagai budaya organisasi yang harus disepakati semua karyawannya.
Pola
1-3-5 itu sendiri berarti;
a.
1 (satu) asumsi dasar yang
disebut Comitted 2U,
b.
3 (tiga) nilai inti yang mencakup :
ü
Customer
Value (Nilai Pelanggan)
ü
Excellent Service (Pelayanan yang
Sempurna)
ü
Competent
People (Orang-orang yang Kompeten)
c.
Sedangkan 5 (lima) merupakan langkah perilaku untuk
memenangkan persaingan, yang terdiri atas :
v
Stretch
The Goals,
v
Simplify,
v
Involve
Everyone,
v
Quality is
My Job, and;
v
Reward the
Winners.
The Telkom Way 135 merupakan hasil penggalian
dari perjalanan PT TELKOM Tbk dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah,
dikristalisasi serta dirumuskan oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain
dan berbagai tantangan dari luar. PT TELKOM berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135, maka akan tercipta
pengendalian kultural yang efektif terhadap cara rasa, cara memandang, cara
berpikir, dan cara berperilaku. Hal ini selaras dengan teori pendekatan dalam
mempelajari budaya organisasi, atau teori pendekatan Shared Basic Assumption yang
dikemukakan oleh Edgar H. Schein.
2.3 Tantangan Budaya Organisasi PT TELKOM
Tidak
mudah menerapkan nilai-nilai strategis itu kepada sekitar 28.000 karyawan PT
TELKOM. Selain butuh waktu, menerapkan budaya organisasi itu tidak bisa
langsung. Kalau tidak begitu, yang muncul biasanya penolakan. Untuk mengatasi
penolakan tersebut, PT TELKOM punya tahapan sosialisasi sendiri. Tahapan, mulai
dari awareness, atau menimbulkan
kesadaran dari dalam diri para pegawai
untuk memiliki jiwa atau perasaan yang sama dalam memandang perusahaan mereka, understand, yaitu para pegawai diberikan
pemahaman akan pentingnya memiliki rasa dan pandangan yang sama dalam
memperlakukan perusahaan, dan yang terakhir adalah tahapan socialiszation, yaitu tahapan setelah pegawai dibangkitkan rasa
kesadarannya, dan mengerti akan esensi mengapa didalam sebuah perusahaan harus
memiliki aturan atau kebijakan yang tentunya menyangkut pegawai, maka PT TELKOM
melakukan gerakan mensosialisasikan The
Telkom Way 135. Jika tidak melalui tahapan-tahapan seperti itu, tidak bisa
dipungkiri bahwa akan banyak respon yang mungkin tidak semua baik, pasti banyak
pegawai yang resisten. Jika respon mereka sudah resisten, maka untuk
selanjutnya akan lebih sulit untuk mensosialisasikannya. Oleh karena itu proses
melakukan tahapan-tahapan membentuk budaya kerja didalam sebuah organisasi
merupakan hal yang sangat penting.
2.4 Perubahan Budaya Organisasi
di PT TELKOM
Salah
satu usaha yang juga dilakukan PT TELKOM untuk mempercepat pelaksanaan budaya
kerja The Telkom Way 135, yaitu
digelarnya pertandingan antar divisi
untuk mengetahui divisi mana yang sudah mendemonstrasikan budaya kerja
tersebut. Divisi yang berhasil mendemonstrasikan budaya organisasi The Telkom Way 135 dengan paling tepat,
maka akan mendapatkan reward. PT
TELKOM menyadari bahwa penciptaan iklim kompetitif di dalam internal perusahaan
merupakan bentuk stimulasi yang efektif dalam mewujudkan budaya organisasi yang
diinginkan perusahaan. Karena ketika atmosfir kompetisi dimulai maka
masing-masing divisi pasti akan memiliki rasa bangga dan semangat untuk
menunjukan bahwa divisinya yang paling baik, ditambah lagi dengan diberikannya reward atas hasil kerja keras mereka.
Dengan begitu dapat diketahui divisi manakah yang lebih dulu menerapkan
nilai-nilai strategis tersebut. Di dalam memberikan reward pada para pegawainya, PT TELKOM berpijak pada Teori Perilaku
Teori X dan Teori Y (X Y Behavior Theory) Douglas McGregor, sehingga didalam
memperlakukan pegawai, PT TELKOM sebisa mungkin membuat para pegawai merasa
dihargai, dan diapresiasi hasil kerja kerasnya oleh perusahaan, dengan begitu
secara otomatis, para pegawai selalu termotivasi untuk benar-benar memberikan kontribusi
terbesarnya untuk perusahaan. PT TELKOM berasumsi bahwa ketika pegawai
melibatkan dirinya dalam pekerjaan secara total, maka di akhir pekerjaannya
pegawai tersebut tidak akan merasa
lelah, sebaliknya pegawai tersebut akan memperoleh kepuasaan kerja yang tidak
ternilai harganya. Ketika kondisi tersebut sudah dirasakan oleh pegawai, maka
budaya organisasi The Telkom Way 135
yang dibentuk oleh perusahaan bisa dikatakan telah berhasil diterapkan kepada
para pegawai, karena berpengaruh secara positif terhadap keterlibatan kerja
pegawai.
Sejak
budaya organisasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 2002 lalu, PT TELKOM
telah mengalami perubahan nilai-nilai strategis. Semuanya tergantung kondisi
perusahaan saat itu. Contoh, ketika Bapak Sudaryanto menjadi Direktur Utama
Telkom, pola budaya organisasi yang diterapkan adalah 3-2-1. Padahal sebelum
Bapak Sudaryanto, Telkom telah menerapkan Budaya ARTI sebagai Budaya Organisasi
yang diterapkan. Pola itu diterapkan ketika PN Telkom saat itu berubah dari
Perusahaan Negara menjadi Perum. Kemudian perubahan terjadi lagi menyusul
berubahnya status Perum menjadi Perusahaan Terbatas (PT). Lalu
nilai-nilai strategis budaya organisasi yang diterapkan itu berubah lagi
mengiringi berubahnya status perusahaan Telkom dari hanya sekedar PT menjadi
Tbk. Hingga kini PT TELKOM Tbk menggunakan 1-3-5 sebagai Budaya Organisasi yang
harus disepakati semua karyawannya.
Perubahan-perubahan
itu memberikan hasil yang signifikan dampaknya terhadap produktivitas dan
kinerja yang bagus, banyak pengaruhnya terhadap perusahaan. Kinerja PT TELKOM
tetap terus meningkat. Kemudian produktivitas pegawai juga meningkat dan
semangat kerja pegawai pun meningkat dengan adanya budaya itu. Budaya
organisasi tersebut merupakan sistem
kontrol sosial di PT TELKOM sehingga pegawainya tersebut mempunyai satu
kebudayaan yang relatif sama. Dengan kebudayaan yang relatif sama tersebut
berdampak pada perilaku dan ways of thinking para pegawai yang lain.
Pada akhirnya tujuan PT TELKOM dapat
lebih efektif karena PT TELKOM berhasil menciptakan pengendalian sistem sosial
terhadap pegawainya melalui budaya kerja.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pembelajaran
organisasi merupakan kegiatan organisasi ketika pemimpin dan karyawan secara terus menerus meningkatkan kapasitas
mereka untuk mencapai tujuan, saat pola pikir baru dipelihara, aspirasi
kolektif bebas, diutamakan dalam rangka perbaikan dan orang-orangnya memiliki
keinginan untuk belajar. Perubahan budaya
organisasi
selalu dibutuhkan oleh PT TELKOM untuk
menciptakan tata kelola organisasi dan bisnis yang lebih efektif, produktif,
efisian, kreatif, dan mempunyai kinerja. Melalui perubahan yang jelas dan terbuka, PT TELKOM
berpotensi untuk memperkuat dirinya melalui kinerja dan komunikasi serta
integrasi dalam kolaborasi yang menyatukan semua fakta
keunggulan The Telkom
way 135 secara
professional.
PT TELKOM
mulai menerapkan budaya kerja yang disebut The Telkom Way 135 Untuk mengantisipasi tantangan pada lingkungan
bisnis dan menjaga keunggulan kompetitif dari dalam maupun luar perusahaan.
Memang tidak mudah menerapkan budaya kerja baru kapada karyawan PT TELKOM. Maka
dari itu PT TELKOM memulainya dengan beberapa pendekatan yaitu dari awearness
sampai understanding. Pendekatan dilakukan agar karyawan-karyawan PT TELKOM
merespon baik dengan adanya perubahan budaya kerja ini. Selain dengan
pendekatan PT TELKOM memberikan reward kepada divisi
yang sudah mendemonstrasikan The Telkom
Way 135 dengan tepat dan cepat, meskipun kita tahu bahwa
penciptaan iklim kompetitif di dalam internal perusahaan merupakan bentuk
efektif dalam mewujudkan budaya organisasi yang diinginkan perusahaan.
Karena ketika kompetisi dimulai maka masing-masing divisi pasti akan
memiliki semangat untuk menunjukan bahwa divisinya yang paling baik, ditambah
lagi dengan diberikannya reward atas hasil kerja keras mereka.
3.2
Saran
Untuk mengatasi
kegagalan dalam proses komunikasi organisasi maka
masing-masing anggota organisasi harus saling memahami bahwa perbedaan yanga
ada. Untuk itu intensitas dalam melakukan komunikasi organisasi diharapkan
dapat mampu meminimalisir perbedaan yang ada. Budaya perusahaan haruslah
dijunjung dan dibanggakan oleh setiap insan anggota organisasi. Karena dengan
memegang nilai-nilai yang ada di budaya perusahaan maka minimalisir konflik
antar anggota organisasi dapat terwujud.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar