Sabtu, 23 Januari 2016

Perubahan Budaya Organisasi PT TELKOM

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR

“PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI PT TELKOM”




Disusun oleh :
Ahya Dwiyana Putri (10215379)

KELAS 1EA18
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
Mata Kuliah: Ilmu Budaya Dasar
Dosen: Bapak Awan Jeminy Putra



KATA PENGANTAR

          Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan, karena tanpa ridho-Nya makalah ini tidak dapat terlaksana. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
            Keberhasilan dalam menyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak yang ikut mendorong saya untuk membuat isi makalah ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Awan Jeminy Putra selaku dosen yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini sehingga saya dapat berlatih membuat suatu makalah yang baik serta terima kasih untuk teman-teman yang turut mendukung dalam pembuatan makalah ini.
            Makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan saya sendiri sebagai mahasiswa pada khususnya.Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui. Maka dari itu saya mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.






Depok22 Januari 2016


Penulis



DAFTAR ISI

Kata pengantar ...............................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................1
Bab II Pembahasan
            2.1 Budaya Organisasi PT TELKOM................................................ 3
  2.2 Karakteristik Budaya Organisasi PT TELKOM........................... 3
  2.3 Tantangan Budaya Organisasi PT TELKOM............................... 4
  2.4 Perubahan Budaya Organisasi di PT TELKOM........................... 5
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................7
3.2 Saran..............................................................................................7
Daftar Pustaka.................................................................................................8




BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Globalisasi ekonomi dan kedatangan era perubahan dalam menghadapi perdagangan bebas merupakan tantangan serius bagi para eksekutif dalam mengelola organisasi. Dalam menghadapi perubahan, harus diperlukan kehati-hatian untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan sekaligus menjaga kelangsungan organisasi agar mampu bertahan hidup. Dalam era keterbukaan, batas-batas goegrafis bukanlah merupakan hambatan bagi kemungkinan persaingan yang timbul. Oleh karena itu, diharapkan perusahaan yang ada di dalam negeri dapat mempersiapkan diri untuk membina organisasinya, terutama sumber daya manusia dan sistem, untuk mampu menghadapi kedatangan pesaingnya, baik dalam industri yang sejenis maupun industri lain.
Dalam interaksi organisasi (sebagai sistem terbuka) dengan lingkungannya/eksternal, organisasi menghadapi berbagai persoalan terutama jika lingkungannya tidak stabil dan terus berkembang. Terhadap lingkungan yang berubah-ubah ini, organisasi perlu menyesuaikan diri dengan menjawab/mengatasi masalah-masalahnya. Disamping itu, pada saat yang sama organisasi juga menghadapi masalah-masalah internal, yang mengharuskan organisasi mengatasinya sehingga tetap terjadi suatu keterpaduan dalam fungsi organisasi. Mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal tersebut, organisasi perlu membentuk suatu budaya organisasi yang kuat dan sehat, bila ingin mempertahankan diri, bahkan jika ingin terus tumbuh. Sejak berdirinya organisasi, secara sadar atau tidak, pendiri meletakkan dasar bagi budaya organisasi yang didirikan. Pertumbuhan organisasi, sebagai hasil interaksi organisasi dengan lingkungannya juga dalam mengusahakan pengembangan organisasinya, secara sadar nilai-nilai pokok tertentu perlu mengalami perubahan. Budaya organisasi perlu juga menyesuaikan diri terhadap pertumbuhan organisasi. Budaya yang kuat mendasari aspek kunci pelaksaan fungsi organisasi dalam hal efisiensi, inovasi, kualitas serta mendukung reaksi yang tepat untuk membiasakan mereka terhadap kejadian-kejadian, karena etos yang berlaku mengakomodasikan ketahanan.

1.2 Rumusan Masalah                  
1. Bagaimana budaya organisasi PT TELKOM ?
2.  Bagaimana karakteristik budaya organisasi PT TELKOM ?
3.  Apa tantangan yang dihadapi budaya organisasi PT TELKOM ?
4Bagaimana perubahan budaya organisasi di  PT TELKOM ?

1.3 Tujuan Penulisan
1.  Untuk mengetahui budaya organisasi PT TELKOM.
2.  Untuk mengetahui karakteristik budaya organisasi PT TELKOM.
3.  Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi budaya organisasi PT TELKOM ?
4.  Untuk mengetahui perubahan budaya organisasi di PT TELKOM.
5. Untuk memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar 
  

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budaya Organisasi PT TELKOM
PT TELKOM sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi Indonesia ( PT. TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari perusaahaan tersebut yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No.52 tahun 1884. Pada tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No.240 bahwa Perusahaan Negara dilebur menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam pasal 2 I.B. Pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan Pos dan Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN. Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965. Kemudian berdasarkan PP No. 15 tahun 1991, maka Perum dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Adapun visi, misi, dan berbagai produk PT TELKOM sebagai bagian dari budaya organisasi atau perusahaaan, adalah sebagai berikut :
Ø   Visi PT TELKOM
“ Menjadi perusahaan Info Comm terkemuka di regional “
Ø   Misi PT TELKOM
·      Menyediakan layanan InfoComm terpadu dan lengkap dengan kualitas terbaik dan harga kompetitif.
·      Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
Ø   Produk PT TELKOM
Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi TELKOM :
·           Telepon
1.    Telepon tetap (PSTN), layanan telepon tetap yang hingga kini masih menjadi monopoli TELKOM di Indonesia.
2.    Telkom Flexi, layanan telepon fixed wireless CDMA.
·           Data/Internet
1.    TELKOMNet Instan, layanan akses internet dial up.
2.    TELKOMNet Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan fokus perusahaan.
3.    Speedy, layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (broad band) menggunakan teknologi ADSL.
4.    e-Business (i-deal, i-manage, i-Settle, i-Xchange, TELKOMWeb Kiostron, TELKOMWeb Plazatron).
5.    Solusi Enterprise- INFONET.
6.    TELKOMLink DINAccess.

2.2 Karakteristik Budaya Organisasi PT TELKOM
PT TELKOM Tbk menggunakan The Telkom Way 135 sebagai budaya organisasi yang harus disepakati semua karyawannya.
Pola 1-3-5 itu sendiri berarti;
a.    1 (satu) asumsi dasar  yang disebut Comitted 2U,
b.    3 (tiga) nilai inti yang mencakup :
ü   Customer Value (Nilai Pelanggan)
ü    Excellent Service (Pelayanan yang Sempurna)
ü   Competent People (Orang-orang yang Kompeten)
c.    Sedangkan 5 (lima) merupakan langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang terdiri atas :
v   Stretch The Goals,
v   Simplify,
v   Involve Everyone,
v   Quality is My Job, and;
v   Reward the Winners.

The Telkom Way 135 merupakan hasil penggalian dari perjalanan PT TELKOM Tbk dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah, dikristalisasi serta dirumuskan oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar. PT TELKOM berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135, maka akan tercipta pengendalian kultural yang efektif terhadap cara rasa, cara memandang, cara berpikir, dan cara berperilaku. Hal ini selaras dengan teori pendekatan dalam mempelajari budaya organisasi, atau teori pendekatan Shared Basic Assumption yang dikemukakan oleh Edgar H. Schein.

 2.3 Tantangan Budaya Organisasi PT TELKOM
Tidak mudah menerapkan nilai-nilai strategis itu kepada sekitar 28.000 karyawan PT TELKOM. Selain butuh waktu, menerapkan budaya organisasi itu tidak bisa langsung. Kalau tidak begitu, yang muncul biasanya penolakan. Untuk mengatasi penolakan tersebut, PT TELKOM punya tahapan sosialisasi sendiri. Tahapan, mulai dari awareness, atau menimbulkan kesadaran dari dalam diri  para pegawai untuk memiliki jiwa atau perasaan yang sama dalam memandang perusahaan mereka, understand, yaitu para pegawai diberikan pemahaman akan pentingnya memiliki rasa dan pandangan yang sama dalam memperlakukan perusahaan, dan yang terakhir adalah tahapan socialiszation, yaitu tahapan setelah pegawai dibangkitkan rasa kesadarannya, dan mengerti akan esensi mengapa didalam sebuah perusahaan harus memiliki aturan atau kebijakan yang tentunya menyangkut pegawai, maka PT TELKOM melakukan gerakan mensosialisasikan The Telkom Way 135. Jika tidak melalui tahapan-tahapan seperti itu, tidak bisa dipungkiri bahwa akan banyak respon yang mungkin tidak semua baik, pasti banyak pegawai yang resisten. Jika respon mereka sudah resisten, maka untuk selanjutnya akan lebih sulit untuk mensosialisasikannya. Oleh karena itu proses melakukan tahapan-tahapan membentuk budaya kerja didalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat penting.

2.4 Perubahan Budaya Organisasi di PT TELKOM
Salah satu usaha yang juga dilakukan PT TELKOM untuk mempercepat pelaksanaan budaya kerja The Telkom Way 135, yaitu digelarnya  pertandingan antar divisi untuk mengetahui divisi mana yang sudah mendemonstrasikan budaya kerja tersebut. Divisi yang berhasil mendemonstrasikan budaya organisasi The Telkom Way 135 dengan paling tepat, maka akan mendapatkan reward. PT TELKOM menyadari bahwa penciptaan iklim kompetitif di dalam internal perusahaan merupakan bentuk stimulasi yang efektif dalam mewujudkan budaya organisasi yang diinginkan perusahaan. Karena ketika atmosfir kompetisi dimulai maka masing-masing divisi pasti akan memiliki rasa bangga dan semangat untuk menunjukan bahwa divisinya yang paling baik, ditambah lagi dengan diberikannya reward atas hasil kerja keras mereka. Dengan begitu dapat diketahui divisi manakah yang lebih dulu menerapkan nilai-nilai strategis tersebut. Di dalam memberikan reward pada para pegawainya, PT TELKOM berpijak pada Teori Perilaku Teori X dan Teori Y (X Y Behavior Theory) Douglas McGregor, sehingga didalam memperlakukan pegawai, PT TELKOM sebisa mungkin membuat para pegawai merasa dihargai, dan diapresiasi hasil kerja kerasnya oleh perusahaan, dengan begitu secara otomatis, para pegawai selalu termotivasi untuk benar-benar memberikan kontribusi terbesarnya untuk perusahaan. PT TELKOM berasumsi bahwa ketika pegawai melibatkan dirinya dalam pekerjaan secara total, maka di akhir pekerjaannya pegawai tersebut  tidak akan merasa lelah, sebaliknya pegawai tersebut akan memperoleh kepuasaan kerja yang tidak ternilai harganya. Ketika kondisi tersebut sudah dirasakan oleh pegawai, maka budaya organisasi The Telkom Way 135 yang dibentuk oleh perusahaan bisa dikatakan telah berhasil diterapkan kepada para pegawai, karena berpengaruh secara positif terhadap keterlibatan kerja pegawai.
Sejak budaya organisasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 2002 lalu, PT TELKOM telah mengalami perubahan nilai-nilai strategis. Semuanya tergantung kondisi perusahaan saat itu. Contoh, ketika Bapak Sudaryanto menjadi Direktur Utama Telkom, pola budaya organisasi yang diterapkan adalah 3-2-1. Padahal sebelum Bapak Sudaryanto, Telkom telah menerapkan Budaya ARTI sebagai Budaya Organisasi yang diterapkan. Pola itu diterapkan ketika PN Telkom saat itu berubah dari Perusahaan Negara menjadi Perum. Kemudian perubahan terjadi lagi menyusul berubahnya status Perum menjadi Perusahaan Terbatas (PT). Lalu nilai-nilai strategis budaya organisasi yang diterapkan itu berubah lagi mengiringi berubahnya status perusahaan Telkom dari hanya sekedar PT menjadi Tbk. Hingga kini PT TELKOM Tbk menggunakan 1-3-5 sebagai Budaya Organisasi yang harus disepakati semua karyawannya.
Perubahan-perubahan itu memberikan hasil yang signifikan dampaknya terhadap produktivitas dan kinerja yang bagus, banyak pengaruhnya terhadap perusahaan. Kinerja PT TELKOM tetap terus meningkat. Kemudian produktivitas pegawai juga meningkat dan semangat kerja pegawai pun meningkat dengan adanya budaya itu. Budaya organisasi tersebut  merupakan sistem kontrol sosial di PT TELKOM sehingga pegawainya tersebut mempunyai satu kebudayaan yang relatif sama. Dengan kebudayaan yang relatif sama tersebut berdampak pada perilaku dan ways of thinking para pegawai yang lain. Pada akhirnya tujuan PT TELKOM  dapat lebih efektif karena PT TELKOM berhasil menciptakan pengendalian sistem sosial terhadap pegawainya melalui budaya kerja.   


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran organisasi merupakan kegiatan organisasi ketika pemimpin dan  karyawan secara terus menerus meningkatkan  kapasitas mereka untuk mencapai tujuan, saat pola pikir baru dipelihara, aspirasi kolektif bebas, diutamakan dalam  rangka perbaikan dan orang-orangnya memiliki keinginan untuk belajar. Perubahan  budaya organisasi selalu dibutuhkan oleh  PT TELKOM untuk menciptakan tata kelola organisasi dan bisnis yang lebih efektif, produktif, efisian, kreatif, dan mempunyai kinerja. Melalui perubahan  yang  jelas dan terbuka, PT TELKOM berpotensi untuk memperkuat dirinya melalui  kinerja dan komunikasi serta integrasi dalam kolaborasi yang menyatukan  semua fakta keunggulan The Telkom way 135 secara professional.
             PT TELKOM mulai menerapkan budaya kerja yang disebut The Telkom Way 135 Untuk mengantisipasi tantangan pada lingkungan bisnis dan menjaga keunggulan kompetitif dari dalam maupun luar perusahaan. Memang tidak mudah menerapkan budaya kerja baru kapada karyawan PT TELKOM. Maka dari itu PT TELKOM memulainya dengan beberapa pendekatan yaitu dari awearness sampai understanding. Pendekatan dilakukan agar karyawan-karyawan PT TELKOM merespon baik dengan adanya perubahan budaya kerja ini. Selain dengan pendekatan PT TELKOM memberikan  reward  kepada divisi yang sudah mendemonstrasikan The Telkom Way 135 dengan  tepat dan cepat, meskipun kita tahu bahwa penciptaan iklim kompetitif di dalam internal perusahaan merupakan bentuk efektif dalam mewujudkan budaya organisasi yang diinginkan perusahaan. Karena ketika kompetisi dimulai maka masing-masing divisi pasti akan memiliki semangat untuk menunjukan bahwa divisinya yang paling baik, ditambah lagi dengan diberikannya reward atas hasil  kerja keras mereka.
3.2 Saran 
Untuk mengatasi kegagalan dalam  proses komunikasi organisasi maka masing-masing anggota organisasi harus saling memahami bahwa perbedaan yanga ada. Untuk itu intensitas dalam  melakukan komunikasi organisasi diharapkan dapat mampu meminimalisir perbedaan yang ada. Budaya perusahaan haruslah dijunjung dan dibanggakan oleh setiap insan anggota organisasi. Karena dengan memegang nilai-nilai yang ada di budaya perusahaan maka minimalisir konflik antar anggota organisasi dapat terwujud.





Daftar Pustaka